Sunday, April 24, 2016

MAKALAH CARA MENGAJAR MEMBACA DAN MENULIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Ketrampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu, ketrampilan menyimak atau mendengarkan, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca, dan ketrampilan menulis. Dimakalah ini kami akan membahas tentang Perkembangan Bahasa Pada Manusia yaitu Ketrampilan Membaca dan Menulis.
Membaca mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan manuisa sepanjang masa. Yang  dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan informasi, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
            Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.

1.2  Rumusan Masalah     
a. Apakah pengertian membaca dan menulis?
b. Apakah tujuan dari membaca dan menulis?
c. Bagaimana cara mengajar membaca dan menulis?

1.3  Tujuan
Seorang guru harus bisa mengajarkan membaca dan menulis kepada peserta didik



BAB II

PEMBAHASAN

A. Membaca
2.1  Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan dan informasi, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word)dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.( Anderson 1972 : 209-210 ).

2.2  Tujuan Membaca

            Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. ( Anderson 1972 : 214 ).

2.3  Aspek-aspek dalam Membaca

            Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup:
a). Pengenalan bentuk huruf.
b).Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grofem, kata, frase, pola klause, kalimat,dll)
c). Kecepatan membaca bertaraf lambat.
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakkup:
a). memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
b). memahami signifikansi atau makna.
c). evaluasi atau penilaian (isi, bentuk).
d). Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
( Broughton 1978 : 211 ).


2.4  Metode – metode mengajar membaca
            Maka proses membaca dibagi atas:
1. Membaca Klasikal
           Yaitu membaca yang dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelas. Membaca klasikal biasa dilaksanakan di kelas . Dengan tujuan supaya anak yang belum lancar membaca bisa menirukannya lebih dahulu.
2. Membaca Berkelompok
           Yaitu membaca yang dilakukan oleh sekelompok siswa dalam satu kelas. Biasanya dilakukan secara berderet. Satu deret dijadikan satu kelompok. Dengan membaca kelompok guru dapat memperhatikan lebih serius (khusus) anak-anak yang sudah lancar membaca ataupun yang belum lancar membaca. Bagi anak-anak yang belum lancar membaca biasanya cenderung diam (tidak menirukan).
3. Membaca Perorangan
             Yaitu membaca yang dilakukan secara individu. Membaca perorangan diperlukan keberanian siswa dan mudah dikontrol oleh guru. Biasa dilaksanakan untuk mengadakan penilaian.
4. Membaca dalam Hati
             Membaca dalam hati yaitu membaca dengan tidak mengeluarkan kata-kata atau suara. Dengan membaca dalam hati siswa dapat lebih berkonsentrasi, sehingga lebih dapat memahami isi yang terkandung dalam sebuah bacaan. Membaca dalam hati sebenarnya membaca bagi orang dewasa atau orang tua. Tidak semua siawa SD dapat membaca dalam hati. Membaca dalam hati siswa SD tetap dilakukan dengan membaca bersuara atau membaca secara berbisik-bisik. Tidak dapat dilaksanakan secara sempurna. Khusus kelas I dan kelas II tidak ada pembelajaran membaca dalam hati. Kelas III-IV dapat dilatih membaca dengan suara bisik-bisik. Sedang kelas V-VI dapat membaca dalam hati secara lebih baik.

Tujuan pembelajaran membaca dalam hati agar siswa dapat:
a.       berkonsentrasi fisik dan mental
b.      membaca secepat-cepatnya
c.       memahami isi
d.      menghayati isi
e.       mengungkapkan kembali isi bacaan.

                    
B.   MENULIS

2.1  Pengertian Menulis
Menulis ialah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang , sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media
Menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. salah satu dari tugas-tugas terpenting sang penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berfikir,yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuan. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang di maksudkan itu adalah penemuan ,susunan,dan gaya. Secara singkat; belajar menulis adalah belajar berfikir dalam/ dengan cara tertentu.(D’Angelo, 1980: 5)

2.2  Fungsi Menulis
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan  karena memudahkan  para pelajar berfikir. Juga dapat menolong kita berfikir kritis. Juga dapat mempermudahkan kita merasakan hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.

2.3  Tujuan Menulis

Menurut Hugo Hartig tujuan menulis adalah sebagai berikut:
·         Assignment purpose (tujuan penugasan).
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri
·         Altruistic purpose (tujuan altruistic)
Penulisan bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya , ingin membuat hidup para pembaca lebih muda dan lebih menyenangkan dengan karya itu. Tujuan altruistic adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan
·         Persuasive purpose (tujuan persuasive)
Tujuan yang bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang di utarakan.
·         Informational  purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tujuan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca
·         Self – expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tujuan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca
·         Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistic, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuanmencapai nilai artistic, nilai-nilai kesenian.
·         Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang di hadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran –pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat di mengerti dan di terima oleh pembaca. (Hipple, 1973 :309-311)

2.4  Ragam tulisan
Telah banyak ahli yang membuat klasifikasi mengenai tulisan. Sebagai contoh kita sebutkan beberapa klasifikasi yang pernah di buat.
Salisbury (1955) membagi tulisan berdasarkan bentuknya sebagai berikut:
Bentuk-bentuk obyektif, yang mencakup:
a)      Penjelasan yang terperinci mengenai proses
b)      Batasan
c)      Laporan
d)     Dokumen
Bentuk-bentuk subyektif, yang mencakup:
a)      Otobiografi
b)      Surat-surat
c)      Penilaian pribadi
d)     Esei informal
e)      Potret/gambaran
f)       Satire. (Salibury, 1955)

2..4   Hubungan antara membaca dan menulis
Antara penulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar tulisan iti di baca oleh orang lain; paling sedikit dapat kit abaca sendiri pada saat lain. Demikianlah , hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan pembaca.

2.5  Tahap tahap kemampuan membaca dan menulis pada anak
Pada era globalisasi seperti sekarang ini telah terjadi kemajuan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi. Kemajuan itu menuntut dukungan budaya baca tulis, yaitu perwujudan perilaku yang mencakup kemampuan, kebiasaan, kegemaran, dan kebutuhan baca tulis.Namun hingga saat ini budaya baca tulis belum sepenuhnya berkembang di masyarakat Indonesia. Karena itu jika bangsa Indonesia ingin berhasil dalam pembangunan dimasa depan, pengembangan budaya baca tulis mutlak diperlukan.Yang menjadi persoalan sekarang adalah,  kapan kemampuan membaca dan menulis mulai diajarkan? Jawaban pertanyaan itu sebenarnya masih berupa polemik. Bagaimana tidak? Sebagian ahli mengatakan membaca dan menulis barudapat diajarkan setelah anak masuk SD sebagaimana kebijakan kurikulum TK sekarang ini. Tetapi banyak juga ahli yang mengatakan bahwa membaca dan menulis harus diajarkan sejak dini.Durkin (dalamNurbianaDhieni, 2005 : 5.2)  telah mengadakan penelitian tentang pengaruh membaca dini pada anak-anak. Dia menyimpulkan bahwa tidak ada efek negatif pada anak-anak yang diajar membaca dini. Steinberg (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.2)  juga mengemukakan bahwa anak-anak yang mendapatkan pelajaran membaca dini umumnya lebih maju di sekolah. Hal tersebut masih diperkuat oleh pendapat Moleong (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.3) yang mengatakan salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak TK adalah kemampuan membaca dan menulis.
Jadi pengembangan kemampuan membaca dan menulis di TK dapat dilaksanakan selama masih dalam batas-batas aturan praskolastik dan sesuai dengan karakteristi kanak, yakni belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar.Untuk mengajarkan kemampuan membaca pada anak TK, guru perlu mengetahui tahapan perkembangan kemampuan membaca padaanak.Menurut Cochrane Efal(dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.9).



A. Tahap-tahap  perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap yakni:
1. TahapFantasi (Magical Stage)
Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku. Anak mulai berpikir bahwa buku itu penting dengan cara membolak-balik buku.
2. TahapPembetukanKonsepDiri (Self Concept Stage)
Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku.
3. TahapMembacaGambar (Bridging Reading Stage)
Anak menyadari cetakan yang tampak dan mulai dapat menemukan kata yang sudahdikenal.
4. TahapPengenalanBacaan (Take-off Reader Stage)
Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponic, semantic dan syntactic) secarabersama-sama.Anak mulai tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-tanda yang ada di lingkungan seperti membaca kardus susu, pasta gigi dan lain-lain.
5. TahapMembacaLancar (Independent Reader Stage)
Anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas.
Huruf dan  kata-kata merupakan suatu yang abstrak bagi anak-anak, sehingga untuk mengenalkannya guru harus membuatnya menjadi nyata dengan mengasosiasikan pada hal-hal yang mudah diingat oleh anak. Pertama kali mengenalkan huruf biasanya guru memusatkan hanya pada huruf awal suatu kata yang sudah di kenal anak. Dan agar tidak ada kesan pemaksaan “belajar membaca” pada anak maka harus dilakukan dengan menyenangkan

B. Tahap-tahap  perkembangan anak dalam menulis :
Tahap 1 : Coretan awal, coretan acak, coretan-coretan sering kali digabungkan seolah-olah                “krayon” tidak pernah lepas dari kertas.
Tahap 2 : Coretan terarah, tanda-tanda tertentu (seperti garis-garis atau titik-titik) diulang-      ulang, biasanya bentuk lonjong, tanda-tanda itubelum berhubungan.
Tahap 3 : Pengulangan Garis dan Bentuk
Tahap 4 : Berlatih huruf. Anak-anak biasanya sangat tertarik huruf-huruf dalam nama mereka sendiri.
Tahap 5 : Menulis nama
Tahap 6 : Menyalin kata-kata yang ada di lingkungan. Kata-kata yang terdapat pada poster di dinding atau dari kantong  kata sendiri.
Tahap 7 : Menemukan Ejaan. Anak usia 5-6  tahun ini telah menggunakan konsonan awal (L untuk Love). Konsonan awal, tengah dan akhir untuk mewakili huruf (DNS) pada kata dinosaurus.
Tahap 8: Ejaan Baku. Usaha-usaha mandiri untuk memisahkan huruf dan mencatatnya dengan benar menjadi kata lengkap.

2.5 Cara mengajar menulis
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran writing dengan menggunakan metode ini digambarkan sebaimana berikut:

·        Membagi Pasangan
Sebelum memulai kegiatan menulis, guru membagi siswa secara berpasangan. Siswa yang mempunyai kemampuan lebih baik dipasangkan dengan siswa yang agak lemah kemampuannya. Siswa yang pandai tersebut berperan sebagai Helper (H) dan siswa yang kemampuannya rendah sebagai Writer (W)/ penulis. Helper berperan membantu writer selama proses KBM.
·        Kegiatan Warming up
Dalam kegiatan ini guru menyuruh siswa melakukan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan atmosfer pembelajaran yang dapat nyaman dan memunculkan rasa saling percaya. Warming up berfungsi untuk menciptakan suasana yang akrab antara helper (H) dan writer(W)
·        Kegiatan Inti dalam CW
Setelah dirasa bahwa siswa sudah merasa nyaman dan akrab. Guru mulai menjelaskan enam langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran menulis dengan menggunakan CW. Guru bisa memberikan petunjuk kegiatan (lihat lampiran) yang harus dilakukan pada masing-masing langkah dan memberikan contoh bagaimana melakukannya. Berikut ini diskripsi kegiatan pada masing-masing langkah yang harus dilakukan helper dan writerselama kegiatan.
Ide-ide
Untuk membantu siswa agar memahami pentingnya komponen dalam karangan narrative seperti tokoh, setting, masalah, dan penyelesaiannya, siswa diberikan pertanyaan lengkap berikut yang mayoritas diawali dengan kata tanya “WH”. Tujuannya untuk membangun gagasan ide penulis. Pertanyaan yang dapat diberikan sebagaimana berikut:
·         Who did what?
·         What happened?
·         Where did it happen?
·         When did it happen?
·         Who are the main characters in the story?
·         Why did he/she/they do that?
·         What was the problem?
·         How did he/she/they solve the problem?
·         What happened next?
·         Then what?
·         Did anyone learn anything at the end?
·         What was the lesson the characters learned?
·         (Ask any questions you can think of.)
Untuk memancing munculnya ide, Helper memulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam daftar diatas. Helper diperbolehkan mengembangkan pertanyaan yang ada. "Ask any question" disini artinya helper diberikan kesempatan juga mengembangkan pertanyaannya sendiri. Sambil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara verbal, penulis juga mencatat kata-kata kunci. Penulis (writer) dimungkinkan untuk menulis informasi-informasi penting yang ingin dia tulis.
Pasangan siswa kemudian mengamati kata kunci yang ditulis oleh writer dan merumuskan susunan atau urutan kejadian dan mereka diperbolehkan mengganti susunan dan urutan kejadian yang dirasa kurang tepat. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan nomer pada masing-masing kata kunci yang telah ditulis sesuai dengan urutan yang mereka anggap benar .




BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan dan informasi, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. ( Anderson 1972 : 214 ).
 Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
·         Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).
·         Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).
Tujuan menulis adalah
·         Untuk memeberikan suatu informasi
·         Untuk meyakinkan atau mendesak
·         Untuk menghibur atau menyenangkan 
·         Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat

Saran

Penulis manusia biasa yang banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka dari itu penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah pembelajaran pembelajaran menulis, setelah membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Setelah kita mengetahui tentang berbagai hal tentang menulis diharapakan kita dapat menulis dengan baik dan benar.

No comments:

Post a Comment