Sunday, December 25, 2016

MAKALAH CLAUSE | main and subordinate clause ( complement clause, relative clause, adverbial clause )

MAKALAH
CLAUSES


Disusun oleh :
Bemy Hariadi
Mika Silvia
3C


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
FKIP B.INGRIS
TAHUN AJARAN
2015/2016


PREFACE
All praise and gratitude writer prayed to Allah Swt, upon his grace and hinayah-Nya. So the paper types of clause can be resolved, further peace and blessings authors dedicate to the bosom of the prophet Muhammad Saw, the last prophet and messenger who has guided Umatnya beaten path and while refining morals through divine guidance.
This paper is presented with all its shortcomings, but in the real hope. Perhaps can be used as additional reading material from other books. Suggestions for improvement is expected from the reader to the perfection of this paper.
At last To Allah Swt author begs for mercy. If it comes to errors in the writing of this paper. This paper may be useful. Amin Yaa Rabbal Alamiin.



Bengkulu, 26 december  2016
Author


CHAPTER 1
INTRODUCTION

A. BACKGROUND
Discuss learning English is a must for every human being. Who wants to undergo development. Because without it he will lose direction in achieving the goal, therefore. Speakers present a brief description that will be discussed in this paper.
In mastering conversational English. Our previous must understand the grammar. Therefore the authors discuss in this paper entitled about types of clause.
In this paper the author describes a wide variety clause and examples, gun helps to better understand the deeper.

B. FORMULATION OF THE PROBLEM

From the description above background, author can formulate the problem as follows.
1. What sense of the clause ?
2. There is what type of clause ?
3. What examples in each division clause ?

C. THE PURPOSE
1. From the formulation of the problem above, then I can finish : understanding of the clause.
2. How many types of clause and
3. Examples of the division clause.




CHAPTER II
DISCUSSION

A. Definition Of Clause
Clause is a group of words containing a subjek or predicate. Predicate here can be a verb. Either in the form of an adjective, noun, or other.
Example :
a. I want some cheese
b. She is at home

In English grammar, clause can be divided into two groups, yes it is :
a. Main Clause
b. Subordinat Clause

1) Main Clause
Main Clause in Indonesian is often called the main clause. The main clause is a clause that can stand alone as a simple sentence, and have a complete understanding.
Example :
– They Painted the door.
Mereka mengecat pintu.

2) Subordinat Clause
Subordinat Clause in Indonesian is often called a clause. Subordinat clause is a clause that can not stand alone as a sentence. Clause will have a complete understanding when combined with the main clause.
Example:
– She is the writer whose book you are reading.
Dia adalah seorang penulis yang bukunya sedang kamu baca.
Whose word book you are reading is a subordinate clause. Because the word is not yet have a complete understanding when not combined with the paren requires that she is the writer (dia adalah seorang penulis)



3) Type of Subordinat Clause
a)     Relative Clause
A relative clause is a

Saturday, October 1, 2016

Laporan Magang 1 Fkip LENGKAP (Internship)

BAB I
PENDAHULUAN

 1.1 Latar belakang
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, salah satu perbaikan proses pembelajaran di sekolah yang dapat dilakukan dengan memahami perilaku siswa dalam belajar.
Usaha untuk meningkatkan kualitas penyelenggaran proses belajar mengajar dan pembelajaran di sekolah terus menerus dilaksanakan,salah satu nya dengan adanya mata kuliah intership 1 ini.
Mata kuliah intership 1 pada dasarnya memberikan “life skill” bagi mahasiswa, yaitu pengalaman belajar mengajar yang kaya, dapat memperluasa wawasan, melatih dan mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan keterampilan,kemandirian,tanggung jawab, dan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Program Magang 1 intership di sekolah merupakan suatu program dalam pendidikan prajabatan guru yang dirancang untuk melatih  para calon guru agar menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terpadu sehingga setelah pendidikan mereka siap mandiri mengemban tugas sebagai guru/pendidik. Program ini merupakan salah satu program akademis yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu.



1.2  Tujuan           
Adapun tujuan program magang 1 dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.   Mengimplementasikan kompetensi dasar pedagogik, kepribadian dan sosial
2.   Memperkuat pemahaman peserta didik melalui observasi proses belajar mengajar dan aktivitas siswa di sekolah.
3.   Membangun landasan jati diri pendidik dengan langsung merasakan kultur pendidikan di lapangan dengan mengamati interaksi guru murid.
4.   Memantapkan kompetensi pedagogik melalui observasi dan refleksi langsung di lapangan.
5.   Implementasi kompetensi akademik kependidikan seperti pemahaman peserta didik, pengelolaan kelas, kemampuan komunikasi pembelajaran yang mendidik.

1.3  Manfaat
           
a.      Bagi Mahasiswa
1.   Mendapatkan pemahaman, penghayatan dan pengalaman dibidang manajemen dan kultur sekolah.
2.   Mendapatkan pengalaman melalui pengamatan terhadap proses membangun kompetensi pedagogik, kepribadian dan sosial di sekolah.
3.   Mendapatkan pengalaman dan penghayatan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas.
4.   Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner , sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan  pendidikan yang ada disekolah.
5.    Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada disekolah.
6.   Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran dan kegiatan manajerial di sekolah.
7.   Memberikan kesempatan untuk dapat berperan sebagai motivator, fasilitator, dinamisator, dan membantu pemikiran sebagai problem solver.

ASKEP KLIEN DENGAN BLADER NEOPLASMA



Sebagian besar tumbuh dalam lumen kandung kemih.
Cancer tersering pada saluran kemih.
Jumlah 3 % dari semua kematian karena kanker
Sering pada usia 50 – 70 tahun
Laki-laki 2 – 3 kali dari wanita

FAKTOR RESIKO
Paparan dari sigaret rokok (mayor)
Radiasi pelvis, penggunaan siclophosphamide, Kronik sistitis, batu buli-buli

PENGKAJIAN
Tanyakan klien tentang perubahan dalam urinase, catat adanya perubahan warna, frekuensi dan jumlah urine
Hematuri disertai nyeri merupakan tanda pertama kanker blader, biasanya intermittent yang mana sering menyebabkan hambatan dalam mencari pelayanan diagnostik.
Akibat perkembangan penyakit klien mengalami iritable blader dengan disuria. Akhirnya gross hematuria, obstruksi atau vistula mendorong klien mencari pengobatan.

PENGKAJIAN DIAGNOSTIK
Urinalisis menunjukkan adanya darah dalam urine.
Sistoscopy dikerjakan untuk melihat tumor secara langsung dan untuk biopsi.
Sitologi.
IVP mengevaluasi kandung kemih, uriter dan ginjal.
NURSING INTERVENSI
Resiko tinggi injury berhubungan dengan radiasi terapi dan kemoterapi .
Kriteria:
Klien tidak berkembang dengan masalah yang berhubungan dengan terapi radiasi dan kemoterapi yang ditandai dengan tidakadanya sistitis hemoragik
Intervensi  :
Pemberian anti spasmodik
Peningkatan asupan cairan klien
Pemberian antiseptik traktus urinarius untuk sistitis.
Klien dengan proctitis memerlukan diet rendah serat dan agen untuk menurunkan motilitas usus

Sunday, April 24, 2016

ASKEP SKIN GRAFT ( CANGKOK KULIT )


SKIN GRAFT

A.     Pengertian
Graft adalah jaringan hidup yang dicangkokkan, misalnya kulit, tulang, sumsum tulang, kornea dan organ-organ lain seperti ginjal, jantung, paru-paru, pankreas serta hepar (Brooker, 2001:184).
Menurut Heriady (2005), skin graft adalah menanam kulit dengan ketebalan tertentu baik sebagian maupun seluruh kulit yang diambil atau dilepaskan dari satu bagian tubuh yang sehat (disebut daerah donor) kemudian dipindahkan atau ditanamkan ke daerah tubuh lain yang membutuhkannya (disebut daerah resipien). Skin graft adalah penempatan lapisan kulit baru yang sehat pada daerah luka (Blanchard, 2006:1). Diantara donor dan resipien tidak mempunyai hubungan pembuluh darah lagi sehingga memerlukan suplai darah baru untuk menjamin kehidupan kulit yang dipindahkan tersebut (Heriady, 2001:1).

B.     Indikasi
Skin graft dilakukan pada pasien  yang mengalami kerusakan kulit yang hehat sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada luka bakar yang hebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang terinfeksi dengan kehilangan kulit yang luas. Penempatan graft pada luka bertujuan untuk mencegah infeksi, melindungi jaringan yang ada di bawahnya

serta mempercepat proses penyembuhan. Dokter akan mempertimbangkan pelaksanaan prosedur skin graft berdasarkan pada beberapa faktor yaitu: ukuran luka, tempat luka dan kemampuan kulit sehat yang ada pada tubuh (Blanchard, 2006:2).
Daerah resipien diantaranya adalah luka-luka bekas operasi yang luas sehingga tidak dapat ditutup secara langsung dengan kulit yang ada disekitarnya dan memerlukan tambahan kulit agar daerah bekas operasi dapat tertutup sehingga proses penyembuhan dapat berlangsung secara optimal (Heriady, 2005:2).

C.     Klasifikasi Skin Graft
Beberapa perbedaan jenis skin graft menurut Blanchard (2006) adalah:
1.      Autograft
Pemindahan atau pemotongan kulit dari satu lokasi ke lokasi lain pada orang yang sama.
2.      Allograft
Kulit berasal dari individu lain atau dari kulit pengganti.
3.      Xenograft
Pencangkokkan dibuat dari kulit binatang atau pencangkokkan antara dua spesies yang berbeda. Biasanya yang digunakan adalah kulit babi. 
Klasifikasi skin graft berdasarkan ketebalan kulit yang diambil dibagi menjadi 2, yaitu ( Heriady, 2005:2 ) :

ASKEP urolithiasis

TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR urolithiasis

Pengertian
Urolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Urolithiasis terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urin. Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter cukup besar untuk masuk dalam velvis ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti teh atau merah.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan batu
a.         Faktor Endogen
Faktor genetik, familial, pada hypersistinuria, hiperkalsiuria dan hiperoksalouria.

b.         Faktor Eksogen
Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral dalam air minum.

c.         Faktor lain
a)         Infeksi
Infeksi Saluran Kencing (ISK) dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan Batu Saluran Kencing (BSK) Infeksi bakteri akan memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH Urine menjadi alkali.

b)        Stasis dan Obstruksi Urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah Infeksi Saluran Kencing.

c)         Jenis Kelamin
Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita dengan perbandingan 3 : 1

d)        Ras
Batu Saluran Kencing lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia.

e)         Keturunan
Anggota keluarga Batu Saluran Kencing lebih banyak mempunyai kesempatan

f)          Air Minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urine meningkat.

g)         Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu dari pada pekerja yang lebih banyak duduk.

ASKEP Ventrikel Septum Defek (VSD)

Ventrikel Septum Defek (VSD)



A.     Pengertian
VSD adalah suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi, 2001).
VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).
VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya. Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum ditemukan (Junadi, 1982)

B.     Fisiologi
Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom.
Sirkulasi darah
  1. Sistem Peredaran darah besar
Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan arteri-arteri yang lebih kecil atau arteriola ke seluruh tubuh. Arteri mempunyai dinding yang berotot yang dapat menyempitkan dan menahan aliran darah yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan darah arteri dan mengatur aliran darah kapiler. Dalam jaringan kapiler terjadi pertukaran zat antara plasma dan jaringan interstitial. Kapiler-kapiler bergabung membentuk venula dan vena kava inferior dan masuk ke atrium kanan jantung.
  1. system peredaran darah kecil
Darah dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis dan arteri – arteri yang lebih kecil membawa darah kotor ke paru-paru. Di paru-paru (alveoli) terdapat peningkatan o2 dan pelepasan co2 dalam kapiler pulmonal. Kapiler pulmonal kemudian bergabung membentuk vena dan membawa darah bersih ke jantung melalui atrium kiri.

C.     Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa factor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian PJB yaitu :
1.                              Faktor prenatal
*        Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
*        Ibu alkoholisme
*        Umur ibu lebih dari 40 tahun
*        Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
*        Ibu meminum obat-obatan penenang

ASKEP GGK | CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )

CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )

A.                 PENGERTIAN

       Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626)
        Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).  (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
         Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)
            Sesuai dengan topik yang saya tulis didepan cronic kidney disease ( CKD ),pada dasarnya pengelolaan tidak jauh beda dengan cronoic renal failure ( CRF ), namun pada terminologi akhir CKD lebih baik dalam rangka untuk membatasi kelainan klien pada kasus secara dini, kerena dengan CKD dibagi 5 grade, dengan harapan klien datang/merasa masih dalam stage – stage awal yaitu 1 dan 2. secara konsep CKD, untuk menentukan derajat ( stage ) menggunakan terminology CCT ( clearance creatinin test ) dengan rumus stage 1 sampai stage 5. sedangkan CRF ( cronic renal failure ) hanya 3 stage. Secara umum ditentukan klien datang dengan derajat 2 dan 3 atau datang dengan terminal stage bila menggunakan istilah CRF.

B.                ETIOLOGI

·           Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
·           Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
·           Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
·           Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal
·           Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
·           Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
·           Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
·           Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis

ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN EFUSI PLEURA

A.     Definisi
Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000)
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995)

B.     Etiologi
  1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.
  2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.
Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :
*        Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik
*        Penurunan tekanan osmotic koloid darah
*        Peningkatan tekanan negative intrapleural
*        Adanya inflamasi atau neoplastik pleura
C.     Tanda dan Gejala
*        Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas.
*        Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat, batuk, banyak riak.
*        Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan.

ASKEP DENGUE HAEMORRAGIC FEVER

DENGUE HAEMORRAGIC FEVER

A.     PENGERTIAN
Demam berdarah dengue atau haemorrogicfever adalah penyaki infeksi akut yang disebabkan oleh viru dengue (Albovirus) dan ditularkan oleh nyamuk aedes, yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus.

B.     PENYEBAB
Virus dengue tergolong famili/grup Flavividae yang dukenal ada 4 Serotipe, yaitu Den-1, Deb-2,Den-3,dan Den-4. Den- dan Den-3 merupakan serotype yang paling banyak diketemukan sebagai penyebab.

C.     TANDA DAN GEJALA
a.       Kriteria Klinis Deferensial
-   Suhu badan yang tiba-tiba meninggi
-   Demam yang berlangsung hanya beberapa hari
-   Kurva demam menyerupai pelana kuda
-   Nyeri tekan terutama pada otot dan persendian
-   Leukopenia
b.      Kriteria WHO 1986
-   Demam akut yang cukup tinggi 2 – 7 hari, kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala tidak spesifik seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang persendian, dan kepala.
-   Manifestasi perdarahan seperti uji tornikuet positif, petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdwarahan gusi, hematemesis dan melena.
-   Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa ikterus
-   Dengan atau tanpa renjatan
-   Kenaikan hematokrit > 20%

ASKEP CHOLELITHIASIS (BATU EMPEDU)



ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CHOLELITHIASIS (BATU EMPEDU)


I.       Pengertian :
a.       Batu saluran empedu : adanya batu yang terdapat  pada sal. empedu (Duktus Koledocus ).
b.      Batu Empedu(kolelitiasis) : adanya batu yang terdapat pada kandung empedu.
c.       Radang empedu (Kolesistitis) : adanya radang pada kandung empedu.
d.      Radang saluran empedu (Kolangitis) : adanya radang pada saluran empedu.

II.    Penyebab:
Batu di dalam kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari pigmen-pigmen empedu dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh bilirubin, kalsium dan protein.
Macam-macam batu yang terbentuk antara lain:
1.      Batu empedu kolesterol, terjadi karena : kenaikan sekresi kolesterol dan penurunan produksi empedu.
     Faktor lain yang berperan dalam pembentukan batu:
·        Infeksi kandung empedu
·        Usia yang bertambah
·        Obesitas
·        Wanita
·        Kurang makan sayur
·        Obat-obat untuk menurunkan kadar serum kolesterol
2.  Batu pigmen empedu , ada dua macam;
·        Batu pigmen hitam : terbentuk di dalam kandung empedu dan disertai hemolisis kronik/sirosis hati tanpa infeksi
·        Batu pigmen coklat  :  bentuk lebih besar , berlapis-lapis, ditemukan disepanjang saluran empedu, disertai bendungan dan infeksi
3. Batu saluran empedu
Sering dihubungkan dengan divertikula duodenum didaerah vateri. Ada dugaan bahwa kelainan anatomi atau pengisian divertikula oleh makanan akan menyebabkan obstruksi intermiten duktus koledokus dan bendungan ini memudahkan timbulnya infeksi dan pembentukan batu.

III. Pathofisiologi :
Batu empedu hampir selalu dibentuk dalam kandung empedu dan jarang pada saluran empedu lainnya.
Faktor predisposisi yang penting adalah :
·        Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu
·        Statis empedu
·        Infeksi kandung empedu
Perubahan susunan empedu mungkin merupakan faktor yang paling penting  pada pembentukan batu empedu. Kolesterol yang berlebihan akan mengendap dalam kandung empedu .
Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi  progresif, perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut. Gangguan kontraksi kandung empedu dapat menyebabkan stasis. Faktor hormonal khususnya selama kehamilan dapat dikaitkan dengan perlambatan pengosongan kandung empedu dan merupakan insiden yang tinggi pada kelompok ini.
Infeksi bakteri dalam  saluran empedu dapat memegang peranan sebagian  pada pembentukan batu dengan meningkatkan deskuamasi seluler dan pembentukan mukus. Mukus meningkatkan viskositas dan unsur seluler sebagai pusat presipitasi. Infeksi lebih sering sebagai akibat pembentukan batu empedu dibanding infeksi yang menyebabkan pembentukan batu.

ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA BULI

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN KARSINOMA BULI

A. TINJAUAN TEORI
I.          PENGERTIAN
Tomor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli.

II.      ISIDEN
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah Buli-buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.

III.   KLASIFIKASI
1.       Staging dan klasifikasi
Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi :
1.      T = pembesaran local tumor primer, ditentukan melalui :
Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsy atau transurethral reseksi.
Tis = carcinoma insitu (pre invasive Ca)
Tx = cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor, tak dapat dilakukan
To = tanda-tanda tumor primer tidak ada
T1. pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang bergerak
T2 = pada pemeriksaan bimanual  ada indurasi daripada dinding buli-buli.
T3 = pada pemeriksaan bimanual indurasi atau masa nodular yang bergerak bebeas dapat diraba di buli-buli.
T3a = invasi otot yang lebih dalam
T3b= perluasan lewat dinding buli-buli
T4 = Tumor sudah melewati struktur sebelahnya
T4a= tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus vagina
T4b= tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam abdomen.
2.      N = Pembesaran secara klinis untuk pemebesaran kelenjar limfe
pemeriksaan kinis, lympgraphy, urography, operative
Nx = minimal yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak dapat ditemukan
No = tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe regional
N1 = pemebsaran tunggal kelenjar lymfe regional yang homolateral
N2 = pembesaran kontralateral atau bilateral atau kelenjar lymfe regional yang multiple
N3 = masa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga yang bebeas antaranya dan tumor
N4 = pemebesaran lkelenjar lymfe juxta regional
3.      M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe yang jauh
Pemeriksaan klinis , thorax foto, dan test biokimia
Mx = kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat dilaksanakan
M1 = adanya metastase jauh
M1a= adanya metastase yang tersembunyi pada test-test biokimia
M1b= metastase tunggal dalam satu organ yang tunggal
M1c= metastase multiple dalam satu terdapat organ yang multiple
M1d= metastase dalam organ yang multiple

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KALSIUM DALAM URIN | BIOKIMIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium sangat penting bagi diagnosis suatu penyakit. Dengan pemeriksaan laboratorium kita dapat mengetahui lebih spesifik suatu penyakit. Biasanya untuk melakukan diagnosa suatu penyakit diperlukan sampel atau spesimen dari pasien. Sampel atau spesimen tersebut bisa berupa darah, urine, sputum, feses, dan puss.
Urine merupakan sampel atau spesimen yang paling sering diminta oleh dokter atau petugas perawatan kesehatan lainnya karena persiapannya tak membebani pasien dan proses keluarnya urine dari dalam tubuh itu terjadi secara alamiah, sehingga dapat dengan mudah memperoleh sampel urine tersebut untuk pemeriksaan laboratorium.
Urinalisis merupakan salah satu tes yang biasanya digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit atau menggambarkan keadaan patologik didalam tubuh.Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tapi juga mengenai anatomi berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, kortex adrenal, dan lain-lain. Kalau kita mengadakan pemeriksaan dengan sampel-sampel urin dari seseorang dengan tidak menentukan waktu siang atau malam, maka akan kita lihat bahwa susunan sampel urin dapat berbeda jauh dari sampel lain.

1.2    Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami teknik pemeriksaan kalsium pada sampel urine.

1.3    Tujuan Percobaan
Mengetahui dan menentukan ada tidaknya kalsium pada sampel urine yang diperiksa.

1.4    Prinsip Percobaan
Mengidentifikasi adanya kalsium pada sampel urine dengan menggunakan urine 24 jam dengan penggunaan reagen Sulkowitch dan mengamati kekeruhan yang terjadi.

BAB II
TEORI DASAR
2.1    StrukturGinjal